Assalamuailaikum Wr.
Wb.
Kali ini saya akan
mengpostkan sebuah artikel yang telah di susun oleh teman saya yang berkaitan
dengan pembelajaran biologi SMA, tepatnya tentang Kingdom Animalia. Di sini
akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan filum annelida. Saya berharap
artikel ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-baiknya. Dan apabila
terdapat kekurangan anda dapat meninggalkan komentar di bawah. Terima kasih
1. Ciri-ciri
Annelida
Annelida berasal dari kata Annulus, yang artinya cincin kecil.
Artinya, tubuh menyerupai cincin kecil atau ruas. Annelida disebut juga cacing
gelang karena salah satu ciri yang paling menonjol pada tubuhnya
bergelang-gelang atau bersegmen.
Gambar Struktur Tubuh Annelida
Sebagian
besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel
pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar
laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau
tempat-tempat lembap. Cacing ini lebih tinggi tingkatan taksonominya
dibandingkan Platyhelminthes dan Nemathelminthes karena telah memiliki rongga
tubuh sejati atau disebut juga hewan tripoblastik (hewan selomata). Namun
Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
Annelida
memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m. Contoh annelida yang panjangnya
3 m adalah cacing tanah Australia. Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan
bersegmen menyerupai cincin. Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam
tubuhnya. satu segmen dengan segmen
lainya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem
ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling
berhubungan menembus septa. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan
dalam pergerakan annelida yang sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya
terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
a. Sistem
Pencernaan Makanan
Saluran
pencernaannya lengkap, yaitu terdiri dari mulut yang berhubungan dengan faring,
esofagus (kerongkongan), tembolok, empela, intesnitum (usus halus), dan anus.
b. Sistem Ekskresi
Alat eksresi
Annelida berupa berupa sepasang nefrida yang terdapat pada tiap-tiap segmen,
disebut metanefrida, nefrostom,
dan nefrotor. Nefridia (tunggal – nefridium) merupakan organ ekskresi yang
terdiri dari salura-saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.
Nefrotor merupaka pori-pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.
c. Sistem
Peredaran Darah
Sistem
peredaran darah pada cacing ini bersifat tertutup. Pembuluhnya membujur dengan
cabang-cabang kapiler kecil yang terdapat pada setiap segmen. Darahnya
mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari
esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
d. Sistem
Reproduksi
Annelida
dapat bereproduksi secara seksual (pembentukan gamet) dan aseksual
(fragmentasi). Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu
(hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris). Meskipun
Annelida bersifat hermafrodit, tapi untuk terjadinya fertilisasi tetap
diperlukan perkawinan antara dua individu cacing. Alat kopulasinya disebut
klitelum.
e. Sistem
Respirasi
Respirasi
dengan menggunakan epidermis (kulit atau insang) yang terdapat pada seluruh
permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi.
f. Sistem Saraf
Sistem saraf
annelida adalah sistem saraf tangga tali. Ganglion otak yang dihubungkan dengan
tali saraf memanjang dan terletak di depan faring pada anterior.
2.
Klasifikasi Annelida
Annelida
dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinae.
a. Polychaeta
Kelas Polychaeta merupakan kelompok Annelida
yang semua anggotanya hidup di laut dan dapat dibedakan antara jantan dan
betina. Polychaeta berasal dari kata poly
berarti banyak dan chaeta bearti berambut. Polychaeta artinya cacing berambut banyak yang rambutnya
tumbuh pada parapodia/kaki berdaging yang dipakai sebagai alat gerak. Pada
masing-masing ruas tubuhnya terdapat sepasang parapodia. Polychaeta memiliki
metameri yang amat baik.
Panjang tubuhnya antara 5-10 cm dengan diameter
2-10 mm. Pada bagian anterior tubuh terdapat kepala yang dilengkapi dengan mata
dan tentakel (alat peraba), serta mulut yang berahang. Tubuhnya berwarna
menarik, seperti hijau, merah, merah muda, atau campuran warna-warna lain.
Contoh :
a.
Eurine viridis
(cacing palolo), enak dimakan
b.
Lysidice
oele (cacing wawo), enak dimakan
c.
Nereis
virens (kelabang laut)
d.
Progmatopora
lapidosa
e.
Spirobranchus
giganteus
f.
Arinicola sp
Gambar
Struktur tubuh Polychaeta
b. Oligochaeta
Cacing ini berasal dari kata oligos yang artinya sedikit dan chaeta yang
artinya rambut. Oligochaeta merupakan
cacing yang memiliki sedikit rambut pada ruas-ruas tubuhnya. Diantara ruas-ruas
tubuhnya tidak terdapat parapodia. Kepala cacing ini tanpa mata dan tentakel
(alat peraba).
Sebagian ruas tubuhnya, yaitu antara segmen
ke 32-37, mengalami penebalan yang disebut klitelum
yang berfungsi untuk perkembangbiakan seksual. Fertilisasi pada cacing ini
terjadi secara internal. Telur yang sudah dibuahi tersimpan dalam kokon yang
dihasilkan pada sekresi lendir. Bila telur menetas dari kokon akan keluar
cacing-cacing kecil. Cacing ini memiliki gaya regenerasi yang tinggi.
Pernapasannya dilakukan melalui permukaan
tubuh. Keluar masuknya gas terjadi secara difusi. Makanannya berupa zat-zat
organik yang diperoleh dari sisa-sisa tumbuhan, sisa-sisa hewan, atau sisa-sisa
organisme lain yang ada pada rerumputan tanah, sehingga sangat membantu dalam
bidang pertanian. Oligochaeta ada yang berhabitat di air tawar dan adapula yang
hidup di darat, bersifat hermafrodit, dan tubuh bulat panjang.
Contohnya :
a.
Lumbricus sp
(cacing tanah di Eropa dan Amerika)
b.
Moniligaster
hautenii (cacing raksasa di Sumatera)
c.
Pherentima
sp. (cacing tanah di Asia)
d.
Perichaeta
musica
e.
Tubifex sp. (cacing air
tawar)
Gambar
Struktur Tubuh Oligochaeta
c.
Hirudinae
Kelas
Hirudinae merupakan cacing dengan tubuh pipih bersegmen, tanpa parapodia dan
rambut. Di kedua ujung tubuhnya terdapat alat isap. Alat isap pada bagian
prosterior besar, sedangkan pada bagian anterior kecil. Alat ini berfungsi untuk
menempel pada korban dan mengisap darah. Sistem pencernaan Hirudinae terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung,
rektum dan anus. Anus terletak pada bagian dorsal. Peredaran darah cacing ini
tertutup dan pernafasannya berlangsung melalui kulit. Pengeluaran (eksresi)
melalui nefridium yang terdapat pada setiap segmen. Hewan ini mempunyai
kelenjar ludah yang menghasilkan sekret yang mengandung bahan anti koagulasi
(mencegah penggumpalan darah). Makanan
cacing ini berupa larva serangga, cacing atau organisme lain yang mati. Kelas
Hirudinae banyak terdapat di air tawar, air laut atau di darat.
Contoh :
a.
Hirudo
medicinalis (lintah), mempunyai zat antikoagulasi sehingga saat
mengisap darah mangsanya, darah tersebut tidak membeku. Lintah hidup di air
tawar.
b.
Haemodipsa
zeylanica (pacet), hidup di darat dan menempel pada daun-daun.
c.
Limnatis
nilotica (lintah yang hidup di daerah Timur Tengah).
d.
Hirudinaria
javanic (lintah sawah).
3. Peranan Bagi Kehidupan
Peranan
Annelida bagi kehidupan, antara lain :
a. Sebagai
sumber protein. Contoh : cacing wawo dan cacing palolo
b. Menghasilkan
hirudin untuk antikoagulan (antipembekuan) darah. Contoh : Hirudo
c. Membantu
menyuburkan tanah. Contoh : cacing tanah
d. Sebagai
makanan ternak dan ikan. Contoh : cacing tanah