31 August 2012

Annelida


Assalamuailaikum Wr. Wb.
Kali ini saya akan mengpostkan sebuah artikel yang telah di susun oleh teman saya yang berkaitan dengan pembelajaran biologi SMA, tepatnya tentang Kingdom Animalia. Di sini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan filum annelida. Saya berharap artikel ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-baiknya. Dan apabila terdapat kekurangan anda dapat meninggalkan komentar di bawah. Terima kasih

1.       Ciri-ciri Annelida
Annelida berasal dari kata Annulus, yang artinya cincin kecil. Artinya, tubuh menyerupai cincin kecil atau ruas. Annelida disebut juga cacing gelang karena salah satu ciri yang paling menonjol pada tubuhnya bergelang-gelang atau bersegmen.


Gambar Struktur Tubuh Annelida

            Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Cacing ini lebih tinggi tingkatan taksonominya dibandingkan Platyhelminthes dan Nemathelminthes karena telah memiliki rongga tubuh sejati atau disebut juga hewan tripoblastik (hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m. Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia. Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin. Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya.  satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakan annelida yang sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).

a.     Sistem Pencernaan Makanan
Saluran pencernaannya lengkap, yaitu terdiri dari mulut yang berhubungan dengan faring, esofagus (kerongkongan), tembolok, empela, intesnitum (usus halus), dan anus.
b.     Sistem Ekskresi
Alat eksresi Annelida berupa berupa sepasang nefrida yang terdapat pada tiap-tiap segmen, disebut metanefrida, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggal – nefridium) merupakan organ ekskresi yang terdiri dari salura-saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupaka pori-pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.
c.      Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah pada cacing ini bersifat tertutup. Pembuluhnya membujur dengan cabang-cabang kapiler kecil yang terdapat pada setiap segmen. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
d.     Sistem Reproduksi
Annelida dapat bereproduksi secara seksual (pembentukan gamet) dan aseksual (fragmentasi). Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris). Meskipun Annelida bersifat hermafrodit, tapi untuk terjadinya fertilisasi tetap diperlukan perkawinan antara dua individu cacing. Alat kopulasinya disebut klitelum.

e.      Sistem Respirasi
Respirasi dengan menggunakan epidermis (kulit atau insang) yang terdapat pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi.
f.       Sistem Saraf
Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali. Ganglion otak yang dihubungkan dengan tali saraf memanjang dan terletak di depan faring pada anterior.

2.       Klasifikasi Annelida
Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinae.
a.  Polychaeta
    Kelas Polychaeta merupakan kelompok Annelida yang semua anggotanya hidup di laut dan dapat dibedakan antara jantan dan betina. Polychaeta berasal dari kata poly berarti banyak dan chaeta bearti berambut. Polychaeta artinya cacing berambut banyak yang rambutnya tumbuh pada parapodia/kaki berdaging yang dipakai sebagai alat gerak. Pada masing-masing ruas tubuhnya terdapat sepasang parapodia. Polychaeta memiliki metameri yang amat baik.
    Panjang tubuhnya antara 5-10 cm dengan diameter 2-10 mm. Pada bagian anterior tubuh terdapat kepala yang dilengkapi dengan mata dan tentakel (alat peraba), serta mulut yang berahang. Tubuhnya berwarna menarik, seperti hijau, merah, merah muda, atau campuran warna-warna lain.
Contoh :
a.       Eurine viridis (cacing palolo), enak dimakan
b.      Lysidice oele (cacing wawo), enak dimakan
c.       Nereis virens (kelabang laut)
d.      Progmatopora lapidosa
e.       Spirobranchus giganteus
f.       Arinicola sp


 Gambar Struktur tubuh Polychaeta

b.  Oligochaeta
    Cacing ini berasal dari kata oligos yang artinya sedikit dan chaeta yang artinya rambut. Oligochaeta merupakan cacing yang memiliki sedikit rambut pada ruas-ruas tubuhnya. Diantara ruas-ruas tubuhnya tidak terdapat parapodia. Kepala cacing ini tanpa mata dan tentakel (alat peraba).
    Sebagian ruas tubuhnya, yaitu antara segmen ke 32-37, mengalami penebalan yang disebut klitelum yang berfungsi untuk perkembangbiakan seksual. Fertilisasi pada cacing ini terjadi secara internal. Telur yang sudah dibuahi tersimpan dalam kokon yang dihasilkan pada sekresi lendir. Bila telur menetas dari kokon akan keluar cacing-cacing kecil. Cacing ini memiliki gaya regenerasi yang tinggi.
    Pernapasannya dilakukan melalui permukaan tubuh. Keluar masuknya gas terjadi secara difusi. Makanannya berupa zat-zat organik yang diperoleh dari sisa-sisa tumbuhan, sisa-sisa hewan, atau sisa-sisa organisme lain yang ada pada rerumputan tanah, sehingga sangat membantu dalam bidang pertanian. Oligochaeta ada yang berhabitat di air tawar dan adapula yang hidup di darat, bersifat hermafrodit, dan tubuh bulat panjang.
Contohnya :
a.       Lumbricus sp (cacing tanah di Eropa dan Amerika)
b.      Moniligaster hautenii (cacing raksasa di Sumatera)
c.       Pherentima sp. (cacing tanah di Asia)
d.      Perichaeta musica
e.       Tubifex sp. (cacing air tawar)



Gambar Struktur Tubuh Oligochaeta

c.   Hirudinae
         Kelas Hirudinae merupakan cacing dengan tubuh pipih bersegmen, tanpa parapodia dan rambut. Di kedua ujung tubuhnya terdapat alat isap. Alat isap pada bagian prosterior besar, sedangkan pada bagian anterior kecil. Alat ini berfungsi untuk menempel pada korban dan mengisap darah. Sistem pencernaan Hirudinae  terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum dan anus. Anus terletak pada bagian dorsal. Peredaran darah cacing ini tertutup dan pernafasannya berlangsung melalui kulit. Pengeluaran (eksresi) melalui nefridium yang terdapat pada setiap segmen. Hewan ini mempunyai kelenjar ludah yang menghasilkan sekret yang mengandung bahan anti koagulasi (mencegah penggumpalan darah).  Makanan cacing ini berupa larva serangga, cacing atau organisme lain yang mati. Kelas Hirudinae banyak terdapat di air tawar, air laut atau di darat.

Contoh :
a.       Hirudo medicinalis (lintah), mempunyai zat antikoagulasi sehingga saat mengisap darah mangsanya, darah tersebut tidak membeku. Lintah hidup di air tawar.
b.      Haemodipsa zeylanica (pacet), hidup di darat dan menempel pada daun-daun.
c.       Limnatis nilotica (lintah yang hidup di daerah Timur Tengah).
d.      Hirudinaria javanic (lintah sawah).

3.       Peranan Bagi Kehidupan
Peranan Annelida bagi kehidupan, antara lain :
a.       Sebagai sumber protein. Contoh : cacing wawo dan cacing palolo
b.      Menghasilkan hirudin untuk antikoagulan (antipembekuan) darah. Contoh : Hirudo
c.       Membantu menyuburkan tanah. Contoh : cacing tanah
d.      Sebagai makanan ternak dan ikan. Contoh : cacing tanah

0 komentar:

Post a Comment